SEPUTAR KEGIATAN

Rabu, 26 Oktober 2011

Dibutuhkan Langkah Proaktif Pencegahan Radikalisme



Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus menyampaikan, untuk mengalahkan ancaman terorisme, dibutuhkan pendalaman disamping langkah-langkah keamanan dan intelijen, langkah proaktif untuk mencegah kerawanan individu-individu dari radikalisasi dan rehabilitasi yang mana mereka telah menjadi korban pengaruh mereka.

Deradikalisasi pada kenyataannya mungkin kesulitan khusus untuk para teroris karena mereka dimotivasi oleh ideologi yang mengakar sebagian besar belahan dunia namun demikian, deradikalisasi mungkin penting dalam menyadarkan obyek individual agar tidak berkembang menjadi “Crasuder - crazy”.

"Kita harus memahami mengapa seseorang dari status baik berubah menjadi radikal. Itu disebabkan Faktor ideologi, Faktor balas dendam, Faktor kondisi sosial. Para kelompok teroris berusaha merekrut para pemuda pengangguran, Pada umumnya mereka direkrut mulai dari pemberian bantuan secara cuma-cuma kemudian menjadi terikat, selanjutnya dibayar dan disiapkan menjadi “calon pengantin”," kata Pangdam I/BB dalam sambutan pada acara seminar yang membahas tentang strategi deradikalisasi pada bidang sosial budaya sebagai bahan masukan bagi pihak BNPT (badan nasional penanggulangan terorisme) maupun pihak terkait yang membidangi penanggulangan terorisme, di Hotel Soechi International, jalan Cirebon Medan, Rabu (26/5).

Hadir pada acara tersebut Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Deputi I BNPT Agus Surya Bakti, Asrendam I/BB Kolonel Inf Zukhriadi, Asintel Kasdam I/BB Kolonel Arh Andi Sumangerukka, SE, Asops Kasdam I/BB Kolonel Kav Drs. Yotanabey A.M.,M, Def., S.T., Kapendam I/BB Kolonel Kav Halilintar S.H., Psikolog UI Prof. Dr. Sarlito Wirawan, Sosiolog Fisip USU Prof. Drs, Junjungan Simanjuntak, Msi, Dosen Fisip USU Faisal Andri MahrawaSIP.,Msi, Ketua Mui Sumut Prof. Dr. H. Abdullahsyah, MA, Sosiolog UGM/Wahid Institute Alissa Wahid, yang mewakili Depag Sumut Dr. H. Romsil Harahap, Ketua Umum KAMMI Sumut Juanda Sukma, Ketua pelaksana seminar Abdul Rahman Kadir, dan peserta seminar dari Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, para Mahasiswa serta tamu undangan lainnya.

UU Nomor 15 Tahun 2003 menurut Pangdam I/BB ternyata belum juga efektif untuk memberantas terorisme. Sebab itu undang-undang TNI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI diberi tugas dalam OMSP (operasi Militer Selain Perang) untuk membantu penanggulangan terorisme. Namun, masih terdapat kelemahan yaitu pada Pasal 7 Ayat 3 dikatakan bahwa pelaksanaan harus berdasarkan keputusan politik. "Lahirnya Perpres Nomor 46 Tahun 2010 tentang pembentukan BNPT maka penanggulangan terorisme akan semakin terpadu, terkoordinir dan menyeluruh," ujarnya.

Lebih lanjut Pangdam I/BB mengemukakan beberapa alternatif tentang upaya mencegah seseorang agar tidak berubah menjadi radikal. Dengan mengajak Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dengan paham radikalisme maupun ideologi yang tidak sesuai dengan norma agama maupun kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

Disamping itu sesuai UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, Pangdam I/BB menginstruksikan kepada satuan kewilayahan yang tergelar di seluruh wilayah Sumbagut untuk menggalang masyarakat dengan metode pembinaan teritorial maupun komsos, dengan adanya babinsa yang tergelar sampai ke daerah-daerah terpencil, akan sangat efektif untuk mengetahui apapun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat apalagi didukung oleh seluruh komponen masyarakat.

Disamping aparat teritorial, seluruh satuan intelijen juga memonitor, mengawasi secara rahasia tentang keberadaan orang asing disuatu wilayah atau daerah. Dimana bila di suatu daerah terdapat orang asing maupun sekelompok orang yang bukan penduduk setempat, aparat intelijen akan mengkoordinasikan dengan instansi terkait.

"Persoalannya sekarang apakah BNPT memiliki hubungan organisasi dengan babinsa atau satuan kewilayahan. Sejauh ini belum ada aturan pelibatan satuan kewilayahan secara langsung kepada BNPT. Sekali lagi kita yakin dan percaya bahwa instrumen yang paling kuat melawan terorisme adalah masyarakat itu sendiri dibantu oleh aparat pemerintah daerah dengan pendekatan soft power," ujarnya.

Selasa, 25 Oktober 2011

F-16 FIGHTING FALCON



F-16 FIGHTING FALCON (GENERAL DYNAMICS)

Drawing: F-16 Fighting Falcon
GENERAL DATA

Country of Origin. USA.
Similar Aircraft. F/A-18 Hornet, MiG-29 Fulcrum, Mirage F1.
Crew. One; F-16B--two.
Role. Multi-role ground-attack/fighter.
Armament. Cannon, missiles, bombs.
Dimensions. Length: 47 ft, 8 in (14.54 m). Span: 31 ft (9.46 m).

WEFT DESCRIPTION

Wings. Mid-mounted, delta-shaped. Missiles are normally mounted at the wing tips.
Engine(s). One in body. Oval air intake under the center of the fuselage. Single exhaust.
Fuselage. Long, slender body, widens at air intake. Pointed nose. Bubble canopy.
Tail. Swept-back, tapered fin with square tip. Flats mid-mounted on the fuselage, delta-shaped with square tips, and a slight negative slant. Two belly fins.

USER COUNTRIES

Bahrain, Belgium, Denmark, Egypt, Greece, Indonesia, Israel, Netherlands, Norway, Pakistan, South Korea, Portugal, Singapore, Taiwan, Thailand, Turkey, USA, Venezuela.

Rabu, 19 Oktober 2011

Mantan Komandan Paspamres Jadi Ketua BIN



Letjen TNI Marciano Norman Kepala BIN

Letnan Jenderal (Letjen) TNI Marciano Norman dipilih Presiden Soesiloe Bambang Yudhoyono (SB) menggantikan Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto. Pergantian ini dilakukan SBY dalam keputusanya meresufel kabinetnya. Marciano Norman merupakan putra kelahiran Banjarmasin, 28 Oktober 1954 lalu .

Sebelumnya ia sempat menjabat Panglima Daerah Militer Jaya / Jayakarta (Pangdam Jaya) menggantikan Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro pada tanggal 29 Juni 2010 . Sebelum menjabat sebagai Pangdam Jaya, Mayjen TNI Marciano Norman adalah komandan Pasukan Pengaman Presiden sejak tahun 2008.

Jabatan lain yang pernah dipegangnya adalah Direktur Analisa Lingkungan dan Strategi (Diranlingstra) di Kementerian Pertahanan. Ia adalah lulusan AKABRI 1978. Kariernya diawali sebagai Danton Yonkav-7/Sersus. Ayahnya, Mayjen TNI (Purn) Norman Sasono, adalah juga mantan Danpaswalpres (sekarang Danpaspampres) dan Pangdam Jaya. Saat ini menjabat sebagai Dankodiklatad.

Beliau seangkatan dengan Letjen TNI Budiman (Lulusan Terbaik Akabri 1978 berasal dari Corps Zeni) yang merupakan Wakasad. Juga satu angkatan dengan Mayjen TNI Geerhan Lantara yang menjabat Pangdam XII/Tanjungpura.

Letnan Jenderal Marciano Norman memiliki kekayaan miliaran rupiah. Marciano yang ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu pernah melaporkan hartanya ke Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) pada 19 Juni 2009 dan 2 Agustus 2010.

Pada 2009, kekayaan Marciano mencapai Rp8,946 miliar. Harta itu terdiri dari harta tidak bergerak senilai Rp6,444 miliar, kendaraan Rp84 juta, dan logam mulia senilai Rp2,415 miliar. Pada 2010, harta Marciano bertambah menjadi Rp9,021 miliar.

Marciano ditunjuk menjadi Kepala BIN menggantikan Jenderal Polisi (Purn) Sutanto. Hari ini, dia dipanggil menghadap SBY di Kantor Presiden, Jakarta. Di tubuh TNI AD sendiri, Marciano pernah menjabat di sejumlah posisi penting.(wikiipedia/inilah.com Foto : Pos Kota)

Selasa, 11 Oktober 2011

Lapangan Tembak Pramadika Wira Satya Makodam I/BB


Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus Melakukan peninjauan lapangan tembak Pramadika Wira Satya Makodam I/BB dan sekaligus melaksanakan menembak pistol yang didampingi Asintel Kasdam I/BB Kolonel Arh Andi Sumangerukka, S.E, Asops Kasdam I/BB Kolonel Kav Drs Yotanabey A.M., M. Def, S.T, Kapaldam I/BB Kolonel Cpl Subagyo, Kapendam I/BB Kolonel Kav Halilintar, S.H, Dandenmadam I/BB Letnan Kolonel Inf Bayu Wahyu Murwanto Selasa (11/10)

Kamis, 06 Oktober 2011

Presiden Datang ke Bitung, Panser Anoa Disiagakan

TNI menyiagakan panser Anoa di Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, selama acara puncak Sail Wakatobi-Belitong (SWB) 2011, 6-13 Oktober. Panser buatan PT Pindad itu akan digunakan untuk evakuasi orang-orang sangat penting, seperti Presiden.

Komandan Korem 045/Garuda Jaya Kolonel Gunung Sarasmoro mengatakan, panser itu diberangkatkan dari Palembang, Sumatera Selatan. Selama ini, panser-panser itu disiagakan di Markas Kodam II/Sriwijaya di Palembang.

"Pekan ini diangkut dengan kapal ke Belitung. Paling lambat Minggu (9/10/2011) malam sudah tiba di Belitung," ujar Sarasmoro, Kamis (6/10/2011), di Pangkal Pinang.

Pada penutupan SWB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan menginap di Belitung, 12-13 Oktober. "Pengamanan ini standar sesuai undang-undang," ujar Sarasmoro.

Panser Anoa mulai diproduksi PT Pindad tahun 2007. Kala itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mendesak kemandirian industri pertahanan antara lain dengan memproduksi panser. Selain dipakai oleh TNI, panser itu juga dipesan, antara lain, oleh tentara Malaysia. Nama panser diambil dari satwa endemik Pulau Sulawesi, anoa.

Hingga saat ini, kendaraan jenis armored personel carrier itu sudah memasuki generasi kedua. Anoa generasi kedua atau Anoa V2 mampu memuat 13 kru, memiliki panjang dan lebar 6.000 x 2.500 mm serta dilengkapi dengan peralatan khusus, seperti GPS dan NVG.

Sistem komunikasinya menggunakan VHF dan HF Intercomset System. Sementara itu, sistem senjatanya menggunakan Smoke Shield kaliber 66 mm dan Armanents 7,62 mm dan 12,7 mm. Rasio daya berbanding beratnya adalah 22,85 HP, kecepatan maksimum 80 km per jam, dan radius putar 9,5 meter. Mesinnya adalah 6 silinder segaris dengan turbocharger berpendingin dalam dan berdaya 320 tenaga kuda. (Kompas)

Agus Suhartono : TNI Membela Kepentingan Negara


Panglima TNI Agus Suhartono, SE dalam amatnya dibacakan Pangdam I/BB Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus menyampaikan Pengabdian terbaik TNI, sejak awal perang kemerdekaan hingga saat ini, yang rela mengorbankan jiwa dan raga dan ditandai dengan gugurnya puluhan ribu prajurit sebagai pahlawan kusuma bangsa.

"Pada hakekatnya adalah merupakan bukti atas komitmen kesetiaan dan pengabdian tulus prajurit TNI pada bangsa dan negaranya untuk itu dihari yang bersejarah ini, perlu menundukkan kepala seraya menyampaikan penghormatan dan penghargaan yang tinggi atas jasa dan pengorbanan mereka semua, TNI lahir dari pengakuan rakyat ditengah kancah perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa dan negara," Pangdam I/BB yang menjadi irup pada upacara peringatan hari ulang tahun TNI ke 66 tahun 2011 di Dermaga pangkalan utama TNI-AL I Belawan jalan serma hanafiah no 1 Belawan, Rabu (5/10).

Karena itu TNI adalah tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, sebagai tentara rakyat TNI hanya berpihak kepada kepentingan seluruh rakyat dan negara, sebagai tentara pejuang, TNI tidak akan pernah berhenti dalam berjuang mewujudkan cita-cita bangsa, sedangkan sebagai tentara nasional, TNI akan membela kepentingan negara diatas kepentingan daerah, suku, Ras dan golongan agama, perkembangan jaman telah pula menuntut prajurit TNI menjadi tentara profesional, sebagai tentara profesional ini, segenap prajurit TNI berupaya untuk terus menerus meningkatkan kinerja dan kemampuan profesionalismenya dalam menjalankan tugas dan pengabdiannya.

Lebih lanjut Pangdam I/BB mengatakan dengan keterpaduan dan profesionalisme, TNI bersama komponen bangsa siap menjaga dan menegakkan kedaulatan serta keutuhan NKRI dengan tema tersebut merefleksikan niat, tekad, dan semangat seluruh keluarga besar TNI untuk berbuat dan berkarya yang lebih baik, lebih berkualitas dan lebih berkapasitas, disamping itu tema tersebut dapat dimaknai sebagai komitmen dan upaya TNI untuk mengingatkan bahwa seluruh komponen bangsa dan setiap warga negara memiliki tanggung jawab dalam pembelaan negara, keterpaduan TNI, khususnya kerjasama antar matra.

"Peningkatan profesionalisme serta kemanunggalan bersama rakyat adalah kunci strategis dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan negara untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan NKRI dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia," pungkasnya.

Usai pelaksanaan upacara dilaksanakan demontrasi prajurit dengan menunjukkan ketangkasan bela diri Yoong Modhoo dari TNI-AD, ketangkasan Kolone Senapan dan ketangkasan melaksanakan Steling cepat Meriam 105 dari TNI-AL serta diakhiri dengan Devile pasukan upacara gabungan, hadir pada acara tersebut, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho SE, Kasdam I/BB Brigjen TNI I Gede Sumertha K. Y. PSC, Pangkosek Hanudnas III Medan, Marsekal Pertama Bonar H Hutagaol, Ketua DPRDSU Drs Saleh Bangun, Wadan Lantamal I Belawan Kolonel (Mar) Suprayogi, wakil walikota Medan Drs Zulmi Eldin serta unsur muspida Plus lainnya.

Senin, 03 Oktober 2011

Daftar Teroris Diburu


28 Pamen Kodam I/BB Naik Pangkat

Sebanyak dua puluh delapan perwira menengah (pamen) Kodam I/BB mendapat kenaikan pangkat. 5 orang dari Kapten ke Mayor, 14 orang dari Mayor ke Letkol dan 9 orang dari Letkol ke Kolonel.

"Saya mengucapkan selamat kepada Perwira yang telah memperoleh kenaikan pangkat. Kenaikan pangkat bagi prajurit merupakan penghargaan dari negara dan bangsa atas prestasi dan dedikasi yang telah ditunjukkan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab jabatan yang dipercayakan," kata Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus terima laporan korps kenaikan pangkat Perwira Menengah sewilayah Medan di ruang Manunggal lantai V Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Senin (3/10).

Hadir pada acara tersebut, Kasdam I/BB, Irdam I/BB, Para Sahli Pangdam I/BB, Para Asisten Kasdam I/BB, LO TNI AL, LO TNI AU, Para Kabalakdam I/BB, dan Ketua Persit KCK PD I/BB Ny. Hj. Meria Lodewijk Paulus serta Pengurus Persit KCK PD I/BB.


Lebih lanjut Pangdam I/BB menyampaikan selain itu makna yang terkandung pada peristiwa kenaikan pangkat merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Besar yang harus diterima dengan sukacita dan penuh rasa syukur. Kenaikan pangkat adalah titipan dan amanah yang harus dipertanggungjawabkan tidak saja di hadapan manusia, tapi juga di hadapan Tuhan Yang Maha Besar.

"Kepada para Perwira yang baru saja memperoleh kenaikan pangkat, hendaknya momen ini, dijadikan sebagai sumber motivasi dan inovasi untuk meningkatkan kinerja. Harus disadari bahwa kenaikan pangkat akan membawa konsekuensi tanggungjawab yang lebih besar terhadap pelaksanaan tugas pokok," pinta Pangdam I/BB.

Dalam upacara Pangdam I/BB menyampaikan selamat kepada para Perwira yang telah memperoleh kenaikan pangkat dan pesan khusus kepada istri bahwa sekecil apapun peran istri sangat menentukan prestasi suami. Untuk itu kenaikan pangkat ini agar disyukuri disertai semangat dan kualitas pengabdian yang lebih besar dengan mengedepankan kepentingan organisasi.

Sembilan orang berpangkat Letnan Kolonel menjadi Kolonel yaitu Asrendam I/BB Kolonel Inf Zukhriadi, Asops Kasdam I/BB Kolonel Kav Drs. Yotanabey AM,M Deft, ST , Kabintaldam I/BB Kolonel Inf Samuel Petrus Hehakaya, Kajasdam I/BB Kolnel Inf Indra Purnama, Kapendam I/BB Kolonel Kav Halilintar, S.H, Kainfolahtadam I/BB Kolonel Kav Bambang Supardi, S.IP, Kabekangdam I/BB Kolonel Cba Helly Guntoro, Katopdam I/BB Kolonel Ctp Sutarno, S.M dan Kahubdam I/BB Kolonel Chb Nurcahyo Utomo, M.Pm