SEPUTAR KEGIATAN

Rabu, 28 September 2011

Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus Jabat Pangdam I/BB



Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus secararesmi menjadi Pangdam I/ BB menggantikan Mayjen TNI Leo Siegers, S.IP yang akan bertugas menjadi Staf khusus Kasad. Serah terima jabatan tersebut, resmi dilakukan dalam upacara militer di lapangan upacara Makodam I/BB jalan Gatot Subroto Km 7.5 Medan Selasa (21/9).

Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus dalam sabutannya menyamoaikan penugasan ini merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa sekaligus merupakan kepercayaan yang diberikan oleh Pimpinan TNI Angkatan Darat, dengan Wilayah Kodam I/Bukit Barisan yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau terletak pada posisi geografis strategis yang mengandung kekayaan alam yang melimpah.

"Untuk itu dibutuhkan kesadaran seluruh komponen bangsa di wilayah untuk mengelolah potensi tersebut sebagai keunggulan wilayah, agar potensi-potensi tersebut dapat dikelola dengan baik maka dibutuhkan stabilitas pertahanan dan keamanan yang kondusif. Kondisi ini akan tercapai apabila seluruh komponen bangsa di wilayah ini bahu-membahu mendukung pembangunan di wilayah,"
kata Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus


Menurutnya, kodam I/Bukit Barisan sebagai komponen utama dalam sistim pertahanan negara bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas nasional di daerah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 34 Tahun 2004 dengan melaksanakan Operasi Militer Perang dan Operasi Militer Selain Perang. Era globalisasi yang membawa issue demokratisasi, hak azasi manusia, terorisme dan lingkungan hidup menjadikan pengelolahan wilayah ini semakin kompleks.

"Untuk itu diharapkan kepada Pemerintah Daerah, Polri, unsur TNI lainnya, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat dan Tokoh Agama serta berbagai pihak lainnya tetap memberikan dukungan dan kerjasama yang harmonis kepada saya sebagaimana yang telah diberikan kepada Mayor Jenderal TNI Leo Siegers, S.IP. Keberadaan Kodam I/Bukit Barisan tidak berarti apa-apa tanpa dukungan dari infra struktur dan supra stuktur yang ada di daerah," ujarnya.

Selanjutnya Mayjen TNI Leo Siegers, S.IP dalam sambutannya mengatakan, alih tugas dan jabatan merupakan hal yang lazim dilakukan, dengan tetap berorientasi kepada kepentingan pembinaan satuan dan pembinaan personel, guna meningkatkan kinerja organisasi.

"Terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh prajurit dan PNS Kodam I/Bukit Barisan juga kepada seluruh prajurit dan PNS satuan TNI AL, TNI AU dan Polri, juga kepada seluruh Instansi dan Ormas serta Media Massa yang telah memberikan dukungan dan kerjasama yang harmonis selama saya memimpin Kodam I/Bukit Barisan," ujar Leo Siegers

Kiranya dukungan dan kerjasama tersebut lanjut Leo Siegers, dapat terus diberikan kepada Pangdam I/Bukit Barisan, bahkan harus ditingkatkan lagi. "Selamat kepada Mayor Jenderal TNI Lodewijk F. Paulus selaku Pangdam I/Bukit Barisan beserta Istri, karena saya yakin Pangdam I/Bukit Barisan akan lebih memajukan tugas, peran dan fungsi Kodam I/Bukit Barisan dalam menghadapi tugas yang diembannya," ucapnya menutup sambutannya.(foto : katakamidotcom)

Strategi Gerilya, Jenderal dari Kotanopan


Abdul Haris Nasution

Pengalaman memang menjadi guru terbaik. Ungkapan ini lah yang membuat Jenderal Besar Purnawirawan TNI Abdul Haris Nasution menjadi orang yang diperhitungkan dalam pengalamannya mengatur strategi perang untuk menaklukan musuh melalui perang gerilya.

Meski perjalanan karier kemiliterannya di Indonesia dijalaninya dengan pahit setelah trategis peristiwa pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965, dan mengakibatkan putrinya Ade Irma Suryani Ade Irma Suryani tewas tertembak dalam peristiwa itu.

Namun, pemikiran putra kelahiran Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918 ini, dalam strategi perang, hingga saat ini, masih dipergunakan para pemimpin-pemimpin militer di sejumlah negara, dengan mengadopsi sebuah karya bukunya mengenai perang gerilya “Strategy of Guerrilla Warfare”.

Bahkan pokok-pokok pikiran perang gerilya yang dituliskannya, kabarnya, menjadi bacaan wajib bagi taruna akademi militer sejumlah negara, termasuk di akademi militer West Point, Amerika Serikat yang membuat negara adidaya itu sempat dipresi pada perang Vietnam.

Buku ini lah pula kabarnya digunakan Ho Chi Minh, sang pempimpin perang Vietnam dalam menghadapi agresi militer AS selama di Vietnam. Salah satu caranya dengan membangun lorong-lorong bawah tanah, yang ahirnya membuat AS harus menarik pasukannya demi menghindari kerusakan yang lebih parah. Sejak kekalahan itu, militer AS menggunakan buku ini dalam dunia pendidikan kemiliteran.

Buku ini diterbitkan Abdul Haris pada tahun 1953 lalu. Ditulis, berdasarkan pengalaman pribadinya, ketika terjun di kemiliteran menghadapi penjajahan di tanah air. Dalam buku ini, suami Johanna Sunarti ini, menulis berbagai pokok-pokok mengenai perang gerilya.

Perang gerilya menurutnya merupakan cara jitu yang bisa dilakukan si kecil atau si lemah untuk melawan si besar atau si kuat. Gerilya digambarkannya, adalah sekelompok pasukan yang muncul-menghilang, mondar mandir dimana mana, sehingga bagi musuh, dia tidak dapat dicari dimanapun, tapi dapat dirasakan menggempur dimana mana.

Lewat perang model gerilya yang berpangkalan dalam rakyat dimana rakyat dapat membantu merawat dan menyembunyikan gerilya, serta menyidik untuk keperluannya, sehingga dapat memaksa musuh tersebar-sebar kemana mana.

“Syarat Pokok perang gerilya ialah rakyat yang membantu harus kuat batinnya, kuat ideologinya, kuat semangat kemerdekaannya, kuat semangat perjuangannya dan tabah menderita kesengsaraan perjuangan,” tulisnya dalam buku tersebut.

Belajar Teori Perang di Akmil

Bakat Abdul Haris Nasution dalam menciptakan strategi perang sudah mulai telihat sejak masuk Akademi Militer Bandung pada tahun 1940 sebagai CORO. Disana dia mulai belajar teori perang Carl von Clausewitz, seorang militer asal Jerman.

Carl von Clausewitz merupakan seorang tentara yang pertama kali memasuki pertempuran sebagai kadet pada usia 13 tahun, yang namanya sampai saat ini masih tenar dalam teori dan strategi perang, yang sejarawan, ilmuwan politik, bisnis pemikir, dan ilmuwan melalui tulisannya “On War”.

Ketika sebagai Panglima Divisi, sebelum agresi militer Belanda ke-1, beberapa perwira di Markas Besar TKR menemukan konsep wehrkreise atau perlawanan teritorial. Namun, strategi linier saat itu membuat TNI shock dan mundur dalam kekacauan ketika terjadi serangan militer Belanda ke-1.

Kondisi itu membuat pasukan-pasukan terpecah belah, berangsur-angsur kembali ke daerah asalnya dan ke pangkalannya masing-masing. Maka terbentuk kantong-kantong gerilya dengan inisiatif komandan daerah masing-masing.

Nasution kemudian menemukan konsep perang gerilya dan kemudian merencanakan perang gerilya yang teratur dan terdisiplin tinggi. Dalam Revolusi Kemerdekaan I (1946-1948), ketika memimpin Divisi Siliwangi, Ia menarik pelajaran kedua. Rakyat mendukung TNI.

Dari sini lahir gagasannya tentang perang gerilya sebagai bentuk perang rakyat. Metode perang ini dengan leluasa dikembangkannya setelah Dia menjadi Panglima Komando Jawa dalam masa Revolusi Kemerdekaan II (948-1949).

Sejak itu namanya dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya melawan kolonialisme Belanda. Gagasan perang gerilyanya dituangkan dalam bukunya yang fenomenal, Strategy of Guerrilla Warfare, membuat sosoknya tak hanya dikenal sebagai pahlawan oleh bangsa ini. Namun juga sejumlah negara lain.

Wafat Sebagai Pahlawan Jenderal Bintang Lima

Sebagai putra kelahiran Kotanopan, Tapanuli Selatan dari keluarga tani yang taat beribadat, mengikuti karakter ayahnya merupakan seorang anggota pergerakan Sarekat Islam. Sejarah mencatat anak kedua dari tujuh bersaudara ini, telah mengharumkan nama propinsi Sumatera Utara (Sumut), dalam kemiliteran.

Pak Nas panggilan akrabnya yang mendirikan Badan Keamanan Rakyat yang terdiri dari unsur bekas serdadu PETA (Tentara pemuda Bentukan Jepang). Karirnya terus melejit sampai akhirnya pada bulan Maret 1946 beliau diangkat sebagai komandan divisi III Siliwangi oleh Presiden Soekarno.

Kemudian pada bulan Februari 1948 Ia diangkat sebagai wakil panglima besar Soedirman dan di akhir tahun 1949 Nasution di angkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Ia juga berjasa besar dalam upaya perebutan Irian Barat dari tangan Belanda melalui pemebtukan Komando Mandala.

Jasa-jasanya itu lah menjadikannya salah satu pahlawan nasional asal Sumut, yang salah satunya menerima anugerah Jenderal Bintang Lima di erah pemerintahaan Soeharto pada 5 Oktober 1997, bertepatan dengan hari ABRI.

Abdul Harris Nasution meninggal karena sakit di di RS Gatot Soebroto Jakarta, pada 6 September 2000 lalu, tutup usia 81 tahun dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Selasa, 27 September 2011

Mantan Kapolri Kunarto Wafat

Mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Kunarto mengembuskan nafas terakhir menyusul sakit kanker yang dideritanya di RS Internasional Surabay,Rabu (28/9/2011). Kunarto merupakan mantan Kapolri pada periode 1991-1993. Ia pernah menjabat sebagai ajudan Presiden Soeharto. Dalam perjalanan karirnya, Kunarto pernah menjadi Wakapolda Metro Jaya, Kapolda Sumatera Utara dan Kapolda Nusa Tenggara Barat.

Kunarto lahir di Yogyakarta pada 8 Juni 1940. Sejak masih di bangku SD dia sudah bercita-cita menjadi polisi. Sehingga, begitu tamat SLTA (1961), dia langsung melamar menjadi polisi. Sesudah itu pada tahun 1961, Kunarto masuk PTIK Angkatan IX dan rampung pada 1970. Latar belakang pendidikan tinggi kepolisian ditambah dengan potensi yang ada pada dirinya membuat kariernya terus menanjak. Sebab, setelah menamatkan PTIK, dia langsung ditugaskan menjadi Sepri Panglima Angkatan Kepolisian (1970).

Selama tahun 1971 sampai tahun 1973, dia dipercaya menjabat Dansikko 753 (Kepala Kepolisian Sektor) Matraman, Jakarta Timur. Setelah itu, ditugaskan menjadi Kepala Sekretariat Komdak (Kasetda) Metro Jaya (1973-1975). Pada tahun inilah dia mengikuti pendidikan di Seskopol, yang kemudian menjadi Sespri Kasops Hankam dengan pangkat Letnan Kolonel (1975-1979). Pada tahap akhir jabatannya di Kasops, dia memperoleh kesempatan untuk mengikuti Sekolah Staf dan Komando Gabu-ngan ABRI (Seskogab). Setamat dari Seskogab, Kunarto mendapat tugas cukup berat, yakni menjadi perwira intelijen di Mabes Hankam/ABRI, yang kemudian diangkat sebagai Ajudan Presiden (1979-1986). Setelah itu menjadi Wakapolda Metro Jaya dengan pangkat Brigjen (1986), Kapolda Sumatera Utara (1987-1989), dan menjabat Kapolda Nusa Tenggara berpangkat Mayjen (1989-1990). Kunarto pun menjadi semakin matang dalam memimpin para anggotanya.

Setelah 11 bulan menjadi Kapolda Nusra, pada 1990 diangkat menjadi Askamtibmas Kasum ABRI. Akhir-nya, persis pada tanggal 20 Februari 1991, Kunarto, yang waktu itu berpangkat Letjen, dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi Kapolri, di Istana Negara. Selanjutnya, pada 27 Februari 1991 pagi, dilangsungkan serah terima jabatan Kapolri dari Jenderal Polisi Drs Sanoesi kepada Letjen Polisi Drs Kunarto. Masa kepemimpinan Kunarto, dinamika masyarakat Indonesia ditandai oleh berbagai kemajuan sosial, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan nasional.

Memang, selain memberikan sumbangan positif, kemajuan itu juga memiliki dampak yang antara lain berupa semakin meningkatnya kualitas kejahatan. Dan, inilah tantangan Polri, yang telah diantisipasi Kapolri Kunarto dengan cara meng-gelar berbagai pertemuan, studi dan pengkajian serta serangkaian operasi strategis kepolisian. Hasilnya memang cukup mengesankan, kondisi dan situasi Kamtibmas selama kepemimpinan Kunarto, terutama terhadap berbagai peristiwa kejahatan kontemporer, tetap bisa ditanggulangi oleh aparat Polri.

Pada tahun 1967, Kunarto menyunting gadis sedesanyayang bernama Warsiyah. Pasangan Kunarto-Warsiyah dikaruniai dua orang anak laki-laki, masing-masing bernama Rino Adi Kuswaryono dan Hariadi Kuswaryono. Kunarto sendiri, sekarang ini tetap mendapat kepercayaan dari Pemerintah untuk mengemban tugas sebagai Wakil Ketua BPKP, yang kini jabatan ketuanya dipegang oleh J.B. Sumarlin. Sedangkan dalam dunia keolahragaan, Kunarto pun masih aktif menjadi Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI).


Tanggal 27 September 2011 meninggal di Surabaya, tanggal 28 September 2011 di semayamkan di STIK-PTIK Jakarta dilanjut ke pemakaman, Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta-Selatan dengan Acara Kemiliteran.

Prototipe Taranis, Pesawat Tempur Masa Depan


Menteri Pertahanan Inggris Gerlad Howarthbaru-baru ini mengungkapkan Departemen Pertahanan Inggris memamerkan prototipe Taranis, pesawat tempur tanpa awak terbaru, yang dirancang sebagai pesawat temput berdaya jelajah jauh, seharga sekitar Rp 1,9 triliun per unit ini. Pesawat ini merupakan desain dan teknologi terbaik Inggris.Taranis adalah langkah awal pengembangan pesawat tempur tanpa awak yang mampu menyerang jauh ke dalam jantung pertahanan lawan. .

Sebenarnya pesawat tempur tanpa awak seperti ini sudah pernah digunakan seperti MQ-1 Predator yang dipersenjatai misil Hellfire. Namun, kelemahan pesawat MQ-1 adalah hanya bisa digunakan ketika wilayah udara sudah berhasil dikuasai.Sementara itu TERANIS memiliki kelebihan yang nyaris tak terdeteksi radar, dirancang untuk melaju dalam kecepatan jet serta mampu menjelajahi jarak yang cukup jauh.

Pesawat ini juga dirancang untuk mengumpulkan data intelijen, melakukan pengawasan dan pengintaian di wilayah musuh dengan menggunakan sensor yang ada di dalamnya.Taranis juga dirancang mampu membawa persenjataan termasuk bom dan misil. Sehingga pesawat ini memiliki daya serang yang sangat mumpuni. Hebatnya lagi, Taranis bisa dikendalikan dari manapun dengan menggunakan komunikasi satelit.

Sebenarnya pesawat tanpa awak atau tanpa pilot sudah dikembangkan sejak pesawat tempur digunakan pertama kali dalam Perang Dunia I."Awalnya pesawat tanpa awak ini digunakan untuk misi pengintaian. Kemudian pesawat-pesawat ini dilengkapi persenjataan untuk menjatuhkan bom dan menyerang sasaran di darat sekaligus menjadi alat pertempuran udara," papar Felstead seprang Editor Majalah Pertahanan Mingguan Jane's Defence Weekly.

Pesawat ini pesawat tempur masa depan tanpa menggunakan pilot, tidak memerlukan panel kontrol . kokpit atau kanopi yang didesain UCAV (Unmanned Combat Air Vehicles )

16 Pesawat Super Tucano akan Lengkapi Pertahanan Udara

Indonesia akan menambah kekuatan satu skadron pengamanan udara dengan kehadiran sebanyak 16 pesawat tempur Super Tucano A29 mulai Maret 2012. Tahap pertama diawali dengan kedatangan empat unit pada Maret 2012. Pesawat tempur Super Tucano ini datang untuk menggani pesawat tempur Oviten-10F Bronco di Lanud Abdurrahman Saleh, Malang.

Skadron 21 Lanud sudah mempersiapkan berbagai fasilitas pendukung untuk menyambut pesawat tempur Super Tucano. Beberapa pilot TNI AU ada pula yang dilatih di Brasil untuk meningkatkan kemampuan mengawaki Super Tucano ini"Pilot-pilot kita sudah siap, hanya butuh adaptasi saja dari Oviten," kata Bambang. .Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Bambang Samudro di Lanud Adisutjipto, Kamis (30/6) yang dikutip dari situs Rupublika.

Dengan penambahan satu Skadron di Lanud Abdurrahman Saleh, Malang. Pesawat tempur Super Tucano ini memperkuat kedaulatan udara NKRI, khususnya di Indonesia bagian timur.Bambang mengatakan, pesawat tempur Super Tucano ini selain dilengkapi persenjataan juga memiliki kemampuan melakukan pemantauan wilayah. Oleh karenanya, pesawat tempur Super Tucano ini turut menjalankan tugas pemantauan wilayah perbatasan untuk memastikan tidak ada pelanggaran batas negara oleh pihak lain.

Pesawat Super Tucano memiliki kelebihan misi operasi taktis dalam membantu pasukan darat. Pesawat ini memiliki propeler mesin tunggal, tapi mampu menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh, sehingga bisa diteruskan untuk misi udara. Pabrik pembuat pesawat ini adalah Empresa Brasiliera de Aeronautica. (Foto : Newstube Online)

Kopassus Pasukan Khusus terbaik ke 3 di Dunia

Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI-AD mendapat predikat nomor tiga sebagai pasukan khusus terbaik di Dunia menglahakan pasukan khusus negara super power Amerika Serikat. Hal itu disiarkan Discovery Chanel, sekitar tahun 2008 lalu. Dalam siaran televisi yang berbasis di Amerika Serikat itu, peringkat pertama jatuh ke tangan SAS (Inggris), lalu peringkat kedua disikat MOSSAD (ISRAEL).

Peringkat itu diberikan dinilai dari hasil kinerja seluruh pasukan khusus di dunia. SAS, MOSSAD dan Kopassus dinilai pasukan yang mampu mencapai kualitas sempurna dalam hal kemampuan Individu. Termasuk didalamnya kemampuan bela diri, bertahan hidup, kamuflase, strategi, daya tahan, gerilya, membuat perangkap, dan lain-lainnya. Narator dari Discovery Channel Military menjelaskan mengapa pasukan khusus dari amerika tidak masuk peringkat terhormat. Itu karena mereka terlalu bergantung pada peralatan yang mengusung teknologi super canggih, akurat dan serba digital. Foto : net



Senin, 26 September 2011

Apel Karya Bhakti HUT TNI ke 66


Apel Karya Bhakti untuk membersihkan Taman Makam Pahlawan Dalam rangka memperingati HUT TNI ke 66 yang diikuti Personel Kodam I/BB, Lantamal I Belawan, Kosekhanudnas III Medan dan Lanud Medan, PNS Pemko Medan dan ormas serta masyarakat sekitar, bertempat di jalan Sisingamangaraja Medan Senin (26/9)

DONOR DARAH HUT TNI KE 66


Kegiatan Donor Darah dalam rangka HUT TNI ke 66 yang diikuti oleh Prajurit dan PNS TNI-AD, AL, AU dengan hasil sebanyak 370 kantong darah yang akan disumbangkan ke PMI Medan yang dilaksanakan di Rumkit Tk II Putri Hijau jalan Putri Hijau Medan, Senin (26/9

Selasa, 20 September 2011

Panglima TNI: TNI Tidak Boleh Ragu Berantas Teroris

Panglima TNI: TNI Tidak Boleh Ragu Berantas Teroris

Pangdam I/BB Mayjen TNI Leo Siegers S.IP. yang diwakili Irdam I/BB Kolonel Inf Sakkan Tampubolon jadi irup pada upacara tujuh belasan dengan membacakan amanat Panglima TNI Laksamana TNI Suhartono, S.E. di lapangan upacara Makodam I/BB Jl. Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Rabu (19/9).

Panglima TNI dalam amanatnya yang dibacakan Irdam I/BB menyampaikan, kita semua menyadari bahwa volume dan frekuensi tugas-tugas TNI yang dihadapi akan semakin besar dan padat seiring dengan perkembangan situasi dan dinamika lingkungan masyarakat yang tingkat perubahannya sangat dinamis, untuk itu, dengan semangat baru yang dimaknai dari hikmah Idul Fitri 1432 Hijriyah.

"Kita semua diharapkan mampu mengoptimalkan intensitas kerja, dengan etos kerja yang tinggi dan senantiasa mampu mengantisipasi setiap tantangan tugas, sehingga dapat mengatasi berbagai kendala yang ada, sekaligus merubahnya menjadi peluang bagi keberhasilan pencapaian tugas pokok yang kita emban, setiap tantangan yang timbul hendaknya dijadikan pendorong dalam menebalkan tekad dan semangat pengabdian kita sebagai prajurit TNI, demi kejayaan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai bersama," kata Pangdam I/BB Mayjen TNI Leo Siegers S.IP membacakan amanat Panglima TNI Laksamana TNI Suhartono, S.E.

Dalam amat itu, Panglima TNI menegaskan Aksi-aksi teroris terus berlanjut hingga saat ini, baik di dalam negeri, seperti peristiwa bom buku dan bom serpong, maupun di luar negeri, yaitu terjadinya ledakan bom di Kota Oslo Norwegia. Bahkan tidak hanya itu dalam waktu yang hapir bersamaan terjadi pula inseden lain yang memilukan di Norwegia, yakni insiden penembakan yang menewaskan 92 orang, untuk itu masalah terorisme ini tidak bisa dianggap ringan.

"Maka kita juga tidak boleh ragu untuk memberantas aksi-aksi dan kelompok terorisme itu, Terlebih hal ini telah menjadi Bagian dari tugas TNI sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, negara dan TNI khususnya, tidak akan dan tidak boleh kalah oleh kelompok teroris, untuk itu diperlukan sinergi yang kuat dari seluruh komponen bangsa, baik unsur TNI-Polri, maupun komponen masyarakat lainnya, dalam implementasi pemberantasan terorisme ini, selain masalah terorisme,"
himbau Panglima TNI.


Menurut Panglima TNI, Bbeberapa persoalan yang saat ini mengemuka di tanah air, seperti masalah separatisme di Papua dan terjadinya kerusuhan di Ambon baru-baru ini, merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan semangat kebersamaan yang kuat, semangat ini akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi setiap tantangan maupun melawan setiap usaha, yang mencoba mendisintegrasikan bangsa.

"Hindari pelaksanaan tugas dan kegiatan yang sekedar asal jadi atau ala kadarnya agar kita dapat mencegah timbulnya permasalahan dikemudian hari, Pelihara konsistensi, kesungguhan, ketekunan dan kerja keras yang dilandasi rasa tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan setiap tugas, laksanakan setiap tugas secara profesional, penuh dedikasi, konsisten dengan norma dan sistem yang berlaku agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan,"pinta Panglima TNI.(sumber : Pengdam I/BB)

Jumat, 16 September 2011

Brigjen TNI I Gede Sumertha Kasdam I/BB yang Baru



Pangdam I/BB Mayjen TNI Leo Siegers SIP pada acara syukuran Serah Terima Jabatan Kasdam I/BB dari Brigjen TNI Murdjito kepada Brigjen TNI I Gede Sumertha K. Y. PSC di Serambi Kehormatan Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Rabu(14/9).

Pangdam I/BB mengatakan Serah terima jabatan yang baru saja diaksikan bersama merupakan tuntutan kebutuhan organisasi yang dinamis untuk berkiprah secara optimal kepada negara dan bangsa, sekaligus mengembangkan kemampuan kepemimpinan Perwira yang bersangkutan melalui berbagai penugasan sehingga dapat menghasilkan karya pengabdian yang terbaik bagi kemajuan organisasi TNI AD.

"Pada kesempatan yang baik ini, saya selaku Pangdam I/BB maupun pribadi mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Brigjen TNI Murdjito beserta istri, yang telah melaksanakan tugasnya selama ini dengan baik, masa pengabdian selama di Kodam I/BB tentu banyak memberikan warna dan inspirasi serta motivasi bagi Kodam I/BB," kata Pangdam I/BB dalam sambutannya.

Lebih lanjut Pangdam mengharapkan apa yang terbaik yang telah diberikan oleh Brigjen TNI Murdjito hendaknya kita tumbuh suburkan dan terus kita lanjutkan. Teriring ucapan selamat dan do’a, semoga sukses dalam mengemban tugas dan tanggung jawab pada jabatan yang lebih tinggi sebagai Pa Sahli tingkat III bidang Komsos Panglima TNI. Pangdam I/BB juga menyampaikan Selamat jalan Brigjen TNI Murdjito beserta keluarga, keluarga besar Kodam I/BB akan tetap menjalin silaturahmi Jenderal beserta keluarga, selamat datang dan selamat bertugas kepada Brigjen TNI I Gede Sumertha K. Y. PSC beserta istr.

"Sebagai Kasdam I/ BB yang sebelumnya menjabat Ka PMPP TNI, dengan berbekal berbagai pengalaman tugas selama ini, saya percaya Brigjen TNI I Gede Sumertha K. Y. PSC. akan dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan tugas pokok organisasi, kiranya jabatan yang diemban ini selain sebagai jenjang karier, juga dapat dijadikan sebagai media pengabdian yang tulus untuk bangsa dan negara," sebut Pangdam I/BB


Hadir pada acara tersebut Irdam I/BB, para Danrem, para Asisten Kasdam I/BB, para Sahli Pangdam I/BB, LO TNI AL, LO TNI AU, Kabalakdam I/BB, para Dandim dan para Danyon BS sewilayah Medan serta Ketua Persit KCK PD I/Bukit Barisan beserta Pengurus lainnya.

Kamis, 08 September 2011

Halal Bi Halal di Kediaman Ketua DPRD Sumut


Pangdam I/BB Mayjen TNI Leo Siegers S.IP bersama Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Waka Poldasu Brigjen Pol Drs. Sahala Allagan, Walikota Medan H. Rahudman Harahap MM, Kepala Inspektorat Provsu H. Nurdin Lubis S.HH, MM Kadispenda H. syarafuddin Sh, MM dan KH Zulfikar Hajar LC dalam rangka melaksanakan Halal Bi Halal bertempat di kediaman Ketua DPRD Sumut H. Saleh Bangun Jalan AH. Nasution Medan, Rabu (7/9)

Dubes Singapura Kunjungi Kodam I/BB


Pangdam I/BB Mayjen TNI Leo Siegers S.IP saat menerima cindera mata dari Kedubes Atdar Singapura Colonel Yew Chee Leuang dalam rangka Kunjungan Kehormatan Atdar Kedubes Singapura ke Kodam I/BB bertempat di Ruang Tamu Pangdam I/BB Lt IV Makodam I/BB jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Kamis (8/9)

Senin, 05 September 2011

Penyerahan Sembako Kepada 1500 Warga


I/BB Mayjen TNI Leo Siegers S.IP (baju hitam tengah) bersama Kapoldasu Irjen Pol H Wisjnu amat Sastro SH, Walikota Medan Rahudman Harahap, menyerahkan bingkisan sembako beras Cinta Kasih oleh Yayasan Budha Tzu Chi kepada 1.050 warga dari Kecamatan Medan Timur, masing-masing warga mendapat 20 Kg beras di Lapangan Gajah Mada jalan Krakatau Medan, Minggu (28/8)Pangdam